Jamur tiram atau fruiting bodies cendawan, memiliki tudung (pileus) mirip kulit kerang dengan bilah lembaran-lembaran tipis pada permukaan bawahnya, tempat spora disebarkan, dan letaknya yang eksentrik pada batangnya (stipe). Bagian bawah yang berwarna putih dan melekat pada media adalah miselium.
Pertumbuhan miselium optimum terjadi pada suhu sekitar 27ºC. namun respon perkembangan tubuh buah jamur terhadap suhu memang berbeda-beda menurut spesies dan strain. Kelompok strain suhu tinggi lebih menyukai suhu 25-30ºC dan kelompok strain suhu rendah optimum pada suhu 12-15ºC.
Miselium sangat toleran terhadap CO2 dan akan tumbuh pada lingkungan yang mengandung 15-20% CO2, tetapi tubuh buah tidak toleran terhadap kondisi ini. Pada kadar CO2 lebih tinggi dari 0,06% batang jamur akan memanjang dan pertumbuhan tudung buah berkurang atau terhambat.
Kelembaban udara juga mempengaruhi pertumbuhan bibit, miselium dan badan buah. Kelembaban udara berkisar antara 80-90, kalau kurang maka substrat akan mengering dan pertumbuhan badan buah akan terganggu atau terhambat.
Cahaya kurang penting untuk pertumbuhan miselium, bahkan pertumbuhan miselium lebih baik pada kondisi gelap. Namun cahaya sekalipun dalam waktu singkat diperlukan dalam perkembangan primodia, absennya cahaya akan mengurangi besarnya tudung dan intensitas cahaya rendah akan menyebabkan tudung berwarna pucat.
Budidaya Jamur Tiram
Berdasarkan tingkat produksi di dunia, maka jamur tiram merupakan urutan nomor 6 setelah jamur kuping. Negara penghasil tiram adalah Cina, Taiwan, Jepang, Thailand, Pakistan, Indonesia, Singapura, Jerman, dan Nederland. Di Indonesia sejak awal tahun 1980 an perusahaan jamur telah berdiri yaitu jamur shitake, jamur kuping, dan jamur tiram. Dalam skala menengah ke atas dengan produksi rata-rata per hari antara 100-250 kg jamur segar. Walaupun kendala utama yang harus dihadapi adalah langkanya tenaga terampil, kurangnya bibit yang baik, penguasaan teknologi terbatas, modal yang terbatas serta pangsa pasar.
Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram menyangkut faktor penentu, antara lain lokasi dengan ketinggian dan persyaratan lingkungan tertentu, sumber bahan baku untuk media tanam atau substrat, dan sumber bibit (kalau mungkin bibit unggul), juga sarana dan prasarana yang memadai.
Bagi para pemula sebaiknya tidak membuat log sendiri, karena membutuhkan investasi besar dan biasanya karena kurang terampil resiko kontaminasi pada saat penbuatan media tinggi, bisa lebih dari 5%. Padahal menurut ketentuan, nilai kontaminasi kurang dari 3%.
Budidaya jamur ini umumnya menggunakan kantong silinder, tabung atau blok (batang kayu yang pres). Batang kayu alami kadang masih digunakan, meskipun jarang. Banyak macam produk limbah pertanian atau industri bisa digunakan antara lain: serbuk gergaji, jerami, limbah kapas, bagas tebu, daun pisang, tongkol jagung, dan koran bekas. Semua bahan tersebut sering digunakan dan biasanya ditambah nutrisi lain seperti dedak, jagung, kapur, dan pupuk.
Bibit jamur yang ditanam pada media memerlukan waktu 3-4 minggu untuk menyempurnakan penetrasi. Dengan budidaya dalam plastik pembungkus biasanya dibuka dan medium diterangi. Penyiraman yang tepat sangat penting selama periode pertumbuhan jamur karena dapat menjadi banyak flush (panen raya atau bersamaan).
Dalam pengendalian hama penyakit pada budidaya jamur ini banyak dilakukan secara preventif, dengan mengisolasi media yang terkontaminasi jamur lain pada tempat tersendiri. Sedangkan dengan menjaga keberhasilan di dalam dan lingkungan sekitar kumbung jamur, maka hama akan terkontrol. Adapun hama yang sering dijumpai adalah rayap, lalat, siput tanpa cangkang (slug), nematoda, dan tungau.
Panen jamur dilakukan sebelum tepi tudung mulai mengeriting, dengan dicabut dari medium, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati, agar tudumg tidak pecah dan media tidak terbawa. Jamur tiram sangat mudah keringdan umur pasca panennya pendek jika tidak disimpan pada suhu rendah dan kelembaban tinggi. Jamur yang tidak dikonsumsi segar diolah melalui pengeringan udara atau pengalengan dalam larutan garam.
Keuntungan Komparatif
Suatu keunggulan yang spesifik dari jamur bila dibandingkan tanaman lain maupun dalam mengubah selulosa atau lignin menjadi polisakarida dan protein yang bebas kolesterol. Jamur tersebut umumnya jamur kayu (jamur tiram) dan jamur merang. Oleh karena itu sebagian masyarakat tertentu memiliki jenis jamur tersebut sebagai variasi menu makanan sehari-hari untuk menghindari kadar kolesterol yang tingggi dalam darah, sehingga dapat mengurangi serangan darah tinggi (stroke) yang dapat muncul sewaktu-waktu. Aspek keuntungan lain yang nyata bila dibandingkan dengan bahan makanan dari makanan lain adalah nilai gizi, khususnya protein berkisar antara 10,5-30,4; lemak 1,6-2,2; serat 7,5-8,7; Thiamin 4,8 mg/100 g BK; Riboflavin 4,7mg; Niasin 105,8 mg; Calsium 33 mg; Fosfor 134,8 mg; Besi 15,2 mg dan Na 83,7 mg.
Jamur-jamur tersebut dapat diolah sebagai makanan dalam bentuk segar atau kering ataupun makanan ringan, seperti kripik, krupuk, dan chiki jamur. Contoh bentuk olahan dalam bentuk segar adalah botok jamur, pepes jamur, soto, sup tumis, bakso, abon, bakwan dll.
Berbagai Macam Formula dalam Budidaya Jamur
1.Formula 1
Serbuk gergaji kayu 10.000 g
Bekatul 1.000 g
Gipsum 150 g
Kapur 50 g
TSP 50 g
2.Formula 2
Serbuk gergaji kayu 10.000 g
Bekatul 50 g
Tepung jagung 4 g
Magnesium sulfat 1 g
Kalsium sulfat 10 g
pH media 5,0-5,5
3.Formula 3
Serbuk gergaji kayu 10.000 g
Sisa kapas atau sisa kertas 100 g
Bekatul 50 g
pH media 5,0
4.Formula 4
Serbuk gergaji kayu 50%
Bekatul 5%
Tepung jagung 4%
Gips 1%
Air bersih 50-60%
Ph 4,5-5,5
Cara Perawatan Jamur Kayu
Media jamur yang dipenuhi dengan miselium siap ditumbuhkan untuk membentuk badan buah. Pembentukan tubuh buah dilakukan dengan membuka plastik pembungkus media, sehingga miselium cukup mendapatkan oksigen.
Pembukaan plastik media dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
- Tutup plastik yang terdiri dari ring dan kapas/kertas dilepas dan plastik digulung ke bawah.
- Seluruh bagian atas plastik disayat dan dibuang.
- Pada beberapa sudut disayat untuk membuat lubang tanpa membuka tutup kertas.
- Tutup kertas dibuang tanpa membuka plastik dan ring.
Dua minggu setelah plastik dibuka biasanya akan terbentuk tubuh buah. Tubuh buah jamur yang telah berumur 2-3 hari siap untuk dipanen.
Temperatur, jamur kayu membutuhkan suhu 25-30º C untuk pertumbuhan miselium dan 15-30º C untuk pertumbuhan badan buah. Temperatur 0º C akan menghentikan metabolisme jamur.
Cahaya, cahaya yang dibutuhkan adalah cahaya baur atau tidak langsung, bukan cahaya langsung. Sinar matahari langsung menyebabkan pertumbuhan kurang baik, sinar ini mengandung UV, infra merah yang akan merusak sel jamur.
Kelembaban udara, kelembaban dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium dan buah sekitar 60-80%. Sedang untuk pertumbuhan badan buah dikehendaki kelembaban lebih dari 80%. Apabila kelembaban terlalu rendah, penyerapan nutrisi dari media akan terganggu. Kondisi lingkungan yang diinginkan jamur pada berbagai fase tumbuh dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Jamur
|
Kondisi Optimal Pertumbuhan
| |||
Inkubasi
|
Growing
| |||
Suhu (ºC)
|
rH (ºC)
|
Suhu (ºC)
|
rH (ºC)
| |
Pleurotus abalone | 20-25 | 90-95 | 18-24 | 95-100 |
Pleurotus ostreotus | 22-28 | 90-98 | 16-22 | 95-100 |
Auricularia polytrica | 20-25 | 80-90 | 28-30 | 95-100 |
Lentinula edodes | 21-27 | 95-100 | 16-18 | 95-100 |
Perawatan yang perlu dilakukan selama pertumbuhan buah adalah menjaga ruangan agar lembab dengan melakukan pengabutan.
Pembuatan Keripik Jamur
Bahan untuk bumbu
Bawang putih halus 1 sdm
Garam 1 sdt
Ketumbar halus 1 sdt
Air 250 ml
Bahan campuran tepung
500 g tepung beras
1 bungkus tepung hong kue
1 sdt baking powder
2 bungkus royco/masako
Cara pembuatan
- Jamur basah 1 kg dipotong-potong menjadi 2 bagian.
- Direndam dalam bumbu 2 menit.
- Ditiriskan dan diperas.
- Masukkan dalam campuran tepung sampai rata.
- Goreng setengah matang dalam minyak yang sudah panas.
- Ditiriskan selama 8 jam/1hari.
- Goreng lagi sampai matang/kering.
Sumber Pustaka:
1.Tahir Pasribu, dkk, 2002, Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. PT Gramedia. Jakarta.
2.suriawiria U, 2000, Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu (Shitake, Kuping, Tiram). Penebar Swadaya. Jakarta.
3.Vincent E.R dan Mas Yamaguchi, 1999, Sayuran Dunia Jilid 3. ITB. Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar